Senin, 31 Maret 2014

TEMPAT-TEMPAT BERSEJARAH DI KADIPATEN JIPANG PANOLAN

1. DALEM AGENG
    Sekarang Dalem Ageng ini menjadi Punden Desa Jipang serta makam umum.

2. MAKAM SANTRI SONGO (9)
    Dahulu merupakan Telik Sandi (agen rahasia) dari Pajang. Tugasnya menyelidiki  kekuatan
    Tentara Jipang. Rahasia mereka diketahui oleh Sunan Kudus. Merekapun dibunuh oleh soreng-
    soreng (algojo), kemudian dimakamkam menjadi satu.

3. SITI HINGGIL
    Dataran tinggi yang terletak di sebelah utara jalan dan sebelah barat Dalem Ageng. Dahulu 
    tempat ini digunakan untuk berdiskusi pada jaman pemerintahan Adipati Aryo Penangsang.

4. SAWAH BONANG RENTENG.
    Dinamakan Bonang Renteng karena jaman dahulu perangkat gamelan (bonangnya) masih 
    rentengan.
    
5. SAWAH KANDANG MACAN
    Terletak di sebelah utara Sawah Bonang Renteng. Tempat ini digunakan sebagai penjara bagi 
    orang-orang yang dianggap bersalah pada jaman pemerintahan Aryo Penangsang. 

6. SAWAH PADU
    Terletak di sebelah utara Sawah Kandang Macan, digunakan untuk mengadili orang-orang yang 
    dianggap bersalah pada jaman pemerintahan Aryo Penangsang.

7. SAWAH CINDE
    Dahulu merupakan daerah Keputren, sekarang menjadi sawah bengkok Kepala Desa. Konon, 
   jaman dahulu Bupati Blora tidak akan merasakan nikmatnya makanan sebelum merasakan nasi 
   yang dipanen dari Sawah Cinde Jipang. Pelengkapnya harus makanan yang santannya dibuat dari 
   kelapa yang diambil dari Dusun Guyung Desa Klagen Kecamatan Kedungtuban, lauknya daging
   kerbau dari Desa Mernung Kecamatan Cepu. 

8. SIGIT
    Terletak di sebelah barat Sawah Padu. dahulu merupakan wilayah masjid. Sekarang menjadi
   wilayah di Dusun Janar Desa Nglanjuk Kecamatan Cepu. Wilayah ini telah dihadiahkan oleh 
   Bupati Blora kepada Keluarga Kyai Irsyad atas keberhasilannya menumpas bromocorah.

9. BENGAWAN SORE
    Terletak di sebelah barat pintu masuk Desa Jipang. 

10. MAKAM RADEN NGANTEN
    Terletak diujung kali Kecing sebelah utara. Konon, Raden Nganten adalah Ajudan Aryo 
    Penangsang. Uniknya, makam ini tidak pernah kebanjiran meskipun seluruh desa sedang
   mengalami banjir. Ada mitos seputar Makam Raden Nganten ini. Konon, apabila ada perahu yang   hendak melewati makam ini, maka sebelumnya harus membuang nasi ke sungai. Bila tidak perahu  tidak akan bisa jalan dan berhenti di tengah bengawan. Selain itu penumpang perahu juga harus  melakukan Topo Bisu (tidak berbicara) sebelum melewati makam Raden Nganten ini.
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar