Senin, 31 Maret 2014

TENTANG DESA JIPANG

Letak Desa Jipang  +/-8 Km dari Kota Cepu perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Yang memisahkan  2(dua) Propinsi tersebut adalah Bengawan Solo ,dapat ditempuh dengan sepeda moto
r maupun mobil. Peninggalan sejarah atau Petilasan ini berbentuk Makam Gedong Ageng yang dulu merupakan bekas pusat Pemerintahan dan banda perdagangan Kadipaten Jipang,karena dekat bengawan Solo. Ditempat ini ditemukan Petilasan Siti Hinggil,Petilasan Semayam Kaputren,Petilasan Bengawan Sore, Petilasan Masjid dan makam kerabat Kerajaan pada waktu itu yaitu:Raden Bagus Sumantri,Raden Bagus Sosrokusumo,Raden Ageng Sekarwinangrong dan Tumenggung Ronggo Atmojo,disebelah utara Gedong Ageng dapat ditemukan makam Santri Songo,disebut demikian karena disitu ditemukan makam santri dari Kerajaan Pajang yang dibunuh oleh prajurit Jipang dikarenakan 
dicurigai sebagai telik sandi atau mata-mata Pemerintahan Pajang.


Sosok Aryo Penangsang 
 Dengan tunggangan kuda saktinya Gagak Rimang dan Kerisnya Kiyai Setan Kober sebagai Penguasa Jipang Panolan sangat dihormati masyarakat di desa itu, karena rasa hormat itu pula,maka mereka tidak berani membicarakan tentang Adipati yang dibunuh oleh Danang Sutowijoyo.

Setiap pengunjung wisata sejarah Jipang ini harus sopan santun terutama saat masuk lingkup makamtidak boleh membawa benda apapun yang ada dilingkup makam,bahkan secuil tanah sekalipun (mungkin mitos supaya menjaga benda Cagar Budaya ).

Jipang memiliki tradisi sedekah bumi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan,tradisi ini sudah turun temurun sampai sekarang namanya MANGANAN dan biasanya dilakukan dimakam Gedong Ageng ada 3 (tiga) acara manganan yaitu saat turun hujan pertama kali,saat habis tanam padi dan saat habis panen,acara ini biasanya disertai pertunjukan seni tradisional seperti ketoprak, Wayang krucil.Sayang obyek wisata dan situs kerajaan Jipang tidak pernah diperha

PETA DESA JIPANG


TEMPAT-TEMPAT BERSEJARAH DI KADIPATEN JIPANG PANOLAN

1. DALEM AGENG
    Sekarang Dalem Ageng ini menjadi Punden Desa Jipang serta makam umum.

2. MAKAM SANTRI SONGO (9)
    Dahulu merupakan Telik Sandi (agen rahasia) dari Pajang. Tugasnya menyelidiki  kekuatan
    Tentara Jipang. Rahasia mereka diketahui oleh Sunan Kudus. Merekapun dibunuh oleh soreng-
    soreng (algojo), kemudian dimakamkam menjadi satu.

3. SITI HINGGIL
    Dataran tinggi yang terletak di sebelah utara jalan dan sebelah barat Dalem Ageng. Dahulu 
    tempat ini digunakan untuk berdiskusi pada jaman pemerintahan Adipati Aryo Penangsang.

4. SAWAH BONANG RENTENG.
    Dinamakan Bonang Renteng karena jaman dahulu perangkat gamelan (bonangnya) masih 
    rentengan.
    
5. SAWAH KANDANG MACAN
    Terletak di sebelah utara Sawah Bonang Renteng. Tempat ini digunakan sebagai penjara bagi 
    orang-orang yang dianggap bersalah pada jaman pemerintahan Aryo Penangsang. 

6. SAWAH PADU
    Terletak di sebelah utara Sawah Kandang Macan, digunakan untuk mengadili orang-orang yang 
    dianggap bersalah pada jaman pemerintahan Aryo Penangsang.

7. SAWAH CINDE
    Dahulu merupakan daerah Keputren, sekarang menjadi sawah bengkok Kepala Desa. Konon, 
   jaman dahulu Bupati Blora tidak akan merasakan nikmatnya makanan sebelum merasakan nasi 
   yang dipanen dari Sawah Cinde Jipang. Pelengkapnya harus makanan yang santannya dibuat dari 
   kelapa yang diambil dari Dusun Guyung Desa Klagen Kecamatan Kedungtuban, lauknya daging
   kerbau dari Desa Mernung Kecamatan Cepu. 

8. SIGIT
    Terletak di sebelah barat Sawah Padu. dahulu merupakan wilayah masjid. Sekarang menjadi
   wilayah di Dusun Janar Desa Nglanjuk Kecamatan Cepu. Wilayah ini telah dihadiahkan oleh 
   Bupati Blora kepada Keluarga Kyai Irsyad atas keberhasilannya menumpas bromocorah.

9. BENGAWAN SORE
    Terletak di sebelah barat pintu masuk Desa Jipang. 

10. MAKAM RADEN NGANTEN
    Terletak diujung kali Kecing sebelah utara. Konon, Raden Nganten adalah Ajudan Aryo 
    Penangsang. Uniknya, makam ini tidak pernah kebanjiran meskipun seluruh desa sedang
   mengalami banjir. Ada mitos seputar Makam Raden Nganten ini. Konon, apabila ada perahu yang   hendak melewati makam ini, maka sebelumnya harus membuang nasi ke sungai. Bila tidak perahu  tidak akan bisa jalan dan berhenti di tengah bengawan. Selain itu penumpang perahu juga harus  melakukan Topo Bisu (tidak berbicara) sebelum melewati makam Raden Nganten ini.
    

Minggu, 30 Maret 2014

FOTO LAMA KEGIATAN DESA JIPANG





Camat Cepu Ramelan sedang menyampaikan laporan kepada Bupati Blora

Tahun 1964
Kegiatan Lomba Desa di Pendopo Kepala Desa

Bupati Blora Soekirno beserta Dandim dan Kapolres sedang membuka Tugu Desa Jipang sebagai tanda peresmian tugu. Lokasi tugu ini terletak di depan Kantor Desa Jipang.

Bupati Blora Soekirno menggunting pita sebagai tanda peresmian penggunaan popa air, didampingi oleh Dandim dan Kapolres.
Kepala Desa Jipang SOETJIPTO NOTOADMOJO bersiap berangkat ke makam Pesarean Gedong dalam rangka melaksanakan Upacara Adat Nyadran.


Suasana sebagian warga masyarakat yang turut melaksanakan upacara adat di Pesarean Gedong Jipang dalam Upacara Nyadran. Selanjutnya upacara akan dilanjutkan di Makam Santri 9, dilanjutkan dengan PagelaranWayang Klitik sehari penuh.




SEJARAH KEPEMIMPINAN DESA JIPANG

Kepala Desa Jipang pertama Pak Tarno memimpin hingga akhir masa jabatan Tahun 1935. waktu itu yang menjabat sebagai sekretaris Desa adalah Ngari Notosedono, menantu Pak Tarno.
Setelah Pak Tarno lengser, mulai tanggal 30 Agustus 1935 Ngari Notosedono menjadi Kepala Desa, sedangkan jabatan Sekretaris Desa dipercayakan kepada adiknya, Ngalim Notodiharjo.
Tahun 1945, seluruh Kepala Desa di seluruh Kabupaten yang meliputi Eks Karisidenan Pati diberhentikan secara serentak. Kemudian dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa secara serentak pula. Dalam pemilihan tersebut, Kepala Desa Jipang terpilih jatuh pada NGALIM NOTODIHARJO yang menduduki masa jabatannya hingga tahun 1975. Selanjutnya pada bulan Agustus 1975, terpilih dalam pemilihan Kepala Desa Jipang berikutnya, anak dari Ngalim Notodiharjo sendiri, yaitu SOETJIPTO NOTOADMODJO yang menduduki masa jabatannya hingga tahun 1998.

Berikut beberapa Kepala Desa Jipang mulai masa pemerintahan  pertama : 





AWAL PEMERINTAHAN DESA JIPANG

Awal pemerintahan Desa Jipang dimulai sekitar tahun 1900 M. Saat itu Desa Jipang dan Desa Judan yang terletak bersebelahan memiliki jumlah penduduk yang sangat sedikit. Kedua desa lalu sepakat untuk menggabungkan pemerintahan desa menjadi satu pemerintahan dan melakukan pemilihan Kepala Desa. Desa yang dipilih sebagai pucuk pemerintahan adalah Desa Jipang.
Proses Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan dengan metode yang unik, yaitu TEK TEK WING. Masing-masing Calon Kepala Desa berdiri di depan, sedangkan pengikut/pemilihnya akan berada di belakangnya sambil memegang perut orang yang ada di depannya, membentuk barisan panjang seperti ular. Pemenangnya adalah Calon Kepala Desa yang memiliki jumlah barisan yang paling panjang. Saat itu terdapat dua Calon Kepala Desa, Pak TARNO dari Desa Judan dan Pak KAERAN dari Desa Jipang.
Konon proses pemilihan Kepala Desa saat itu berlangsung dengan ketat. Masing-masing calon sudah memiliki barisan yang sama panjangnya. Hanya tersisa satu pemilih yang belum menggunakan hak pilihnya. Si pemilih terakhir ini kebetulan adalah saudara dari Pak KAERAN, calon kades dari Desa Jipang. Si pemilih terakhir ini kebingungan mencari barisan Pak Kaeran saudaranya sehingga ia tidak segera memilih. salah satu petugas polisi pengamanan saat itu menjadi tidak sabar dan memerintahkan si pemilih terakhir untuk segera masuk barisan. Dengan gugup dan tergesa-gesa, si pemilih asal masuk kedalam salah satu barisan. Ternyata, barisan yang dimasukinya adalah barisan milik Pak Tarno, calon Kades dari Desa Judan lawan Pak Kaeran. Demikianlah akhirnya Pak TARNO terpilih menjadi pemimpin kedua desa tersebut, yang digabungkan menjadi satu pemerintahan yaitu pemerintahan Desa Jipang.